Thursday, December 15, 2016

Biografi Didik Nini Thowok-3 : Maestro Tari yang Sukses Berkeliling Dunia

  No comments
Kecintaanya terhadap dunia tari sebesar kecintaanya terhadap negerinya Indonesia tercinta. Begitu banyak harapan yang diinginkan untuk membangun bumi pertiwi ini. Berikut lanjutan biografi Maestro Tari Didik Nini Thowok yang dibagi menjadi dua bagian, harapan untuk Indonesia dan kisah dibalik tarian cross gender yang dibawakannya :

penari,  maestro tari, yogyakarta, Indonesia, cross gender, tradisional
Stage Make-up by Didik
  • Harapan untuk Indonesia
Indonesia yang terdiri dari berbagai tari tradisional ini seharusnya dapat dijadikan potensi ekonomi kreatif dan dapat menarik banyak devisa. Seharusnya pemerintah mendukung sepenuhnya para seniman agar dapat terus berkarya dan membangun negeri tercinta ini. Dari segi pertunjukan seni tari, di Indonesia hanya ada dua yang rutin dilaksanakan, yaitu di Bali dan di Taman Safari. Bagi maestro tari ini, dukungan dari pihak swasta dan pemerintah sangat diperlukan. Maestro tari ini berharap pemerintah dapat memfasilitasi dan meringankan pajak. Sebagai salah seorang seniman, beliau sering mendapatkan keluhan dari para seniman lain karena tingginya pajak. Maestro tari ini berharap disetiap kota besar yang sarat akan pariwisata diadakan pertunjukan kesenian yang ditata secara profesional dan dapat diadakan setiap hari. Tentunya ini dapat membuka lapangan pekerjaan dan negara mendapatkan devisa yang banyak.
 “belajar seni itu mengolah rasa”
Selain untuk kepeduliannya terhadap seniman dan pertunjukan seni, maestro tari ini juga peduli dengan generasi muda bangsa ini. Menurutnya, pemuda luar negeri yang lebih tertarik dengan seni tradisional Indonesia dibanding pemuda Indonesia ini sangat rumit. Kurikulum disekolah sebaiknya memasukkan muatan kesenian dalam mata pelajaran yang diajarkan. Menurut pengalaman maestro tari ini, “belajar seni itu mengolah rasa”. Pemuda sekarang kurang menyukai seni tradisional Indonesia karena tidak diperkenalkan sejak dini. Para pemuda sekarang seharusnya bukan hanya sekedar menghargai, tetapi menjadi bagian dari seni tradisional itu sendiri. Di negara kita ini sudah dikenal bahwa profesi di di dunia seni tradisional tidak menjamin kehidupan ekonomi seseorang. Padahal walaupun memiliki gelar seni tari misalnya, tidak harus menjadi penari tradisional nantinya. Seperti yang dilakukan mestro tari ini, sebagai lulusan seni tari beliau bisa berprofesi menjadi pengajar, memberikan talkshow, membuka pabrik untuk penyewaan dan penjualan kostum, hingga menjadi penata rias. Jadi para pemuda tidak perlu takut untuk menjadi bagian dari seni tradisional untuk negeri tercinta ini.

penari,  maestro tari, yogyakarta, Indonesia, cross gender, tradisional
Didik dalam Sarah Sechan
Peran media pun tidak kalah penting untuk mengenalkan seni tari tradisional pada generasi bangsa ini. Banyak stasiun televisi belum memberikan porsi untuk seni tradisional.Sekarang stasiun televisi lebih banyak menayangkan talkshow yang sering tidak mempunya kelas, tetapi itu yang mempunya rating tinggi. Sungguh ironis rasanya. Beliau berharap media televisi lebih berperan lagi layaknya media cetak seperti saat ini.




Bersambung...

Referensi :
Satu Indonesia - Didik Nini Thowok  : https://www.youtube.com/watch?v=yOejvaXL-Zg

Kisah sebelumnya :  
 
Kisah selanjutnya : Biografi Didik Nini Thowok-4 : Maestro Tari yang Sukses Berkeliling Dunia

Terima kasih sudah menyempatkan waktu untuk membaca:) silahkan beri kritik atau saran melalui kolom komentar dibawah. Jangan lupa dishare!☺

No comments :

Post a Comment